Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.
Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.
Ditulis oleh : Solahudin, Lc.
12Apr2024

Oleh-oleh Takwa dari Diklat Ramadhan

Ketakwaan merupakan salah satu level penghambaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ketakwaan menjadi bekal keselematan kita di dunia dan akhirat. Ketakwaan membuat yang terkunci menjadi terbuka, yang sukar menjadi mudah dan juga pintu datangnya rizki dari arah yang tidak disangka.

Bertakwa adalah saat seorang hamba membuat benteng yang menghalangi dia dari kemarahan, kemurkaan dan siksaan tuhannya. Sehingga dengan kesadaran ini ia berusaha untuk selalu melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Puasa di bulan Ramadhan telah mengajarkan kita untuk bertakwa, karena tanpa diperhatikan siapapun kita bisa menjaga hal yang membatalkan puasa dan berusaha mengikuti segala rambu-rambu dalam rangka meraih keridhoan Allah dan menjauhkan murkaNya.

Selepas bulan Ramadhan, kesadaran akan hal ini harus terus dipertahankan. Kita berusaha memastikan apa saja yang Allah perintahkan kita laksanakan dan apa yang Allah larang kita berusaha jauhi. Saat kita terlewat untuk melaksanakan perintahNya dan terjerumus melaksanakan hal yang dilarangNya hadir rasa takut jika Allah menimpakan murkaNya pada kita, sehingga segera merapat dan bersimpuh di depanNya.

Siapapun kita, kita semua adalah hambaNya. Mau jadi pimpinan, jadi pasukan, jadi atasan, jadi bawahan, jadi guru, jadi santri, jadi orang tua, jadi anak, jadi teman, jadi tetangga, jadi pedagang dan apapun posisi sosialnya, semua punya kesadaran yang sama untuk selalu memastikan dirinya jauh dari murkaNya.

Kita semua menakar segala gerak-gerik kita sesuai posisi sosial kita agar seleras dengan arahan-arahan Allah. Menjadi guru berusaha menunaikan kewajiban maksimal sebagai guru. Menjadi santri berusaha menunaikan kewajiban sebagai santri. Menjadi pimpinan berusaha maksimal menunaikan kewajiban sebagai pimpinan. Menjadi pasukan berusaha semaksimal mungkin menunaikan kewajiban sebagai pasukan. Semua kita tajam terhadap apa yang menjadi kewajiban kita. Kita sadar, bahwa yang akan dipertanggungjawabkan bukan kewajiban orang lain, tapi kewajiban kita.

Dengan kesadaran ini, harapannya Allah selalu membersamai kita, membimbing kita dan menolong kita. Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Surat An-Nahl ayat 128 :

إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحۡسِنُونَ

Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.

Dibaca 186x
Lainnya

Artikel Asatidz

Fikih Shalat
Oleh : Solahudin, Lc.
Membersihkan Najis Mutawassitah
Oleh : Dede Rifki Arifandi, S.Pd
Merefleksikan “Bencana Alam” dalam Perspektif Daqāiq al-Akhbār
Oleh : Hari Fauji, M.Ag