Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.
Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.
13Mei2024

Merefleksikan “Bencana Alam” dalam Perspektif Daqāiq al-Akhbār

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (Pray For Sumbar), telah terkonfirmasi pada Sabtu malam (11/5/2024) terjadi Banjir bandang lahar dingin disebabkan hujan deras dengan intensitas tinggi, tepatnya di Kabupaten Padang Panjang dan Padang Pariaman, yang kemudian hingga Minggu (12/5/2024) memakan korban sebanyak 37 orang terkonfirmasi meninggal dunia. Mari kita doakan agar jenazah korban segera ditemukan, serta keluarga korban diberikan kesabaran yang seluas-luasnya.

Terlepas dari bencana tersebut, kita harus merefleksikan diri. Mengapa musibah di bumi Indonesia yang tercinta terus menerus dilanda musibah? Adakah yang salah dengan diri kita semua? Atau bumi yang marah terhadap perilaku kita?.

Terkait hal itu ternyata bumi memanggil kita setiap harinya dengan 10 kalimat yang beragam. Lantas bagaimana 10 kalimat tersebut?

(Sumber: Daqāiq al-Akhbār: 10)

  • Hai Anak adam engkau sekarang berada di atas punggungku dan nanti engkau akan kembali ke dalam perutku.
  • Engkau maksiat di punggungku, suatu saat engkau akan di siksa di perutku.
  • Engkau tertawa terbahak-bahak nanti engkau akan nangis sekeras-kerasnya dipunggungku.
  • Engkau makan barang haram, suatu saat engkau akan dimakan cacing dan binatang yang mengerikan dalam perutku.
  • Engkau bergembira ria di atasku, nanti engkau akan bersusah hati dalam perutku.
  • Engkau mengumpulkan beragam barang haram, nanti kau rasakan kehancuran berkeping-keping di perutku.
  • Engkau angkuh dan sangat sombong di atasku, nanti kau rasakan betapa terhinanya di perutku.
  • Engkau berjalan santai dengan kebahagiaan, nanti kau rasakan diam beribu bahasa dalam perutku.
  • Engkau berjalan dengan terangnya lampu, nanti kau rasakan kegelapan dalam perutku.
  • Engkau berjalan sambil berkonvoi-konvoi dengan golonganmu, nanti kau rasakan betapa sendirinya kau di perutku tanpa ada seorang temanmu semasa dipunggungku.

Apakah bumi marah terhadap Kita? Atau perilaku kita yang salah, yang tak kunjung sadar atas perbuatan kita. 10 kali bumi memanggil kita dalam setiap harinya. Mari kita refleksikan diri kita lalu kontemplasikan ke dalam hati bahwa kita semua akan kembali ke perut bumi. Maka dari itu tidak perlu kita sombongkan semuanya di atas punggung bumi ini.

Dan kita doakan semua untuk korban bencana alam, mudah-mudahan khusnul khatimah āmīn yā rabb al-‘ālamīn. Serta keluarga yang ditinggalkannya senantiasa diberikan kesabaran. Sebab siapapun yang sabar dalam menghadapi musibah, maka Allah swt akan berikan pahala padanya tanpa perhitungan (Daqāiq al-Akhbār: 13).

Wallāhu A’lam bi al-Shawāb…..

Dibaca 391x
Lainnya

Artikel Asatidz

Fikih Shalat
Oleh : Solahudin, Lc.
Membersihkan Najis Mutawassitah
Oleh : Dede Rifki Arifandi, S.Pd
Merefleksikan “Bencana Alam” dalam Perspektif Daqāiq al-Akhbār
Oleh : Hari Fauji, M.Ag