Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.
Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.
28Apr2024

Menjaga Prasangka Baik (Husnudzan) pada Allah SWT

Sejatinya, manusia diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah SWT. Dalam perjalanan hidup setiap manusia, terdapat berbagai macam kisah kehidupan, ada kenikmatan yang perlu disyukuri dan ada pula ujian yang harus dihadapi dengan kesabaran.

Ada suami yang diuji dengan istrinya, ada pula sebaliknya, ada orang tua yang diuji dengan anaknya, ada yang diuji dengan kesehatannya, pekerjaannya, usahanya, dan lain sebagainya.

Apapun yang terjadi, bagi seorang muslim harus selalu mengingat bahwa segala sesuatu sudah ada takarannya dan kadarnya. Hamba Allah tidak akan diuji melebihi kapasitasnya, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Baqarah : 286 yang berbunyi :

“… لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَ

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”

Selain itu, yang tidak kalah pentingnya, perlu disadari bahwa setiap hamba Allah harus berusaha tetap menjaga husnudzan atau prasangka baik terhadap Allah SWT.

Murnisetya (Ummu Fatih), seorang penulis kata-kata bijak menyampaikan bahwa sebab ketenangan hati hanya bisa didapat saat kita percaya bahwa semua yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah SWT.

Dalam hadits qudsi, Allah SWT berfirman, “Aku bersama prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia berprasangka baik, itulah yang ia dapatkan. Namun, jika ia berprasangka buruk, itu pula yang ia dapatkan” (hadis hasan dalam kitab al-Jami ash-Shaghir lis Suyuthi).

Maka dari itu, hendaklah kita senantiasa berprasangka baik, agar kebaikan-kebaikan terjadi sebagaimana prasangka yang ada. Meskipun terkadang kenyataan yang terjadi tidak sesuai harapan, pasti ada hikmah dan kebaikan yang bisa diambil, karena Allah yang lebih tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya.

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah : 215)

Mari kita merenung sejenak, mengambil jeda, memikirkan ribuan hikmah yang ada di sekeliling kita. Mengenal lebih dekat Sang Rabb, Pencipta kita.

ِمنْ عَرَفَ اللّٰهَ أَزَالَ التُّهْمَةَ # وَقَالَ كُلُّ فِعْلِهِ بِالحِكْمَة

“Barang siapa mengenal Allah, pasti ia menghilangkan buruk sangka pada-Nya. Dan dia akan berkata, ‘Setiap perbuatan-Nya selalu mengandung hikmah’.”

 

Dibaca 190x
Lainnya

Artikel Asatidz

Fikih Shalat
Oleh : Solahudin, Lc.
Membersihkan Najis Mutawassitah
Oleh : Dede Rifki Arifandi, S.Pd
Merefleksikan “Bencana Alam” dalam Perspektif Daqāiq al-Akhbār
Oleh : Hari Fauji, M.Ag