Perkembangan teknologi di masa saat ini menjadi bagian perkembangan dunia. Baik dari sektor Pendidikan, ekonomi, politik dan lain halnya yang berkaitan dengan pola kehidupan manusia. Dengan istilah era society 5.0 yang merupakan konsep pola kehidupan manusia dengan integrasi teknologi. Sunnatullah, dengan semakin berkembang teknologi maka dampak positif dan negatifnya tentu ada. Salahsatunya adalah pola Pendidikan baik dalam rumah maupun sekolah.
Di zaman ini, Gen Z menjadi peran utama yang membuming dalam dunia milenial. Dari informasi yang sangat terbuka, digitalisasi yang memudahkan, gadget yang mudah di dapatkan dan masih banyak hal. Sehingga akan berpengaruh pada pola asuh Pendidikan baik di rumah, sekolah dan lingkungan lainnya.
Orangtua dan para pendidik pun menjadi tantangan untuk memberikan pelayanan Pendidikan yang sesuai dan mudah diterima oleh Gen Z dengan gaya yang telah mereka dapatkan secara tidak langsung dari teknologi berbagai jenis. Salah satunya, orangtua mampu menjadi orangtua yang responsif, cepat tanggap dalam berbagai macam permintaan dan memberikan ruang emosi untuk anak.
Karena, apa yang Gen Z dapatkan dari teknologi yang mereka gunakan, seperti gadget, semua bisa didapatkan secara mudah, sesuai keinginan, sangat responsif, dan tentunya visualisasi dan audionya sangat menarik.
Nah, kita sebagai orangtua sudah secanggih apa dari gadget yang mereka miliki. Sepatutnya kita lebih canggih dari gadget dan teknologi lainnya. Apa yang harus kita upayakan agar menjadi orangtua yang responsif bagi anak Gen-Z.
- Memiliki dan memberi ruang bagi anak saat emosi mereka tak terbendung. Saat dia sedih, menangis, frustasi bahkan Bahagia, kita sebagai orangtua harus ada untuk mereka. Hadir secara fisik dan jiwa kita untuk mereka. Mendengarkan , bercerita , diskusi dan tidaklupa sentuhan fisik sebagai bonding kasihsayang untuk mereka
- Memberikan pelajaran dan pemahaman tentang solusi menghadapi masalah. Bagi Gen-Z karena selalu diberikan kemudahan oleh gadgetnya, tanpa disadari mereka terbentuk jiwa malas, mager, bosen, gabut. Yang akhirnya, jika ada masalah, sulit menemukan solusi dalam mengatasi masalah.
- Menumbuhkan kepercayaan diri kepada anak dengan seringnya berkomunikasi
- Banyak mencurahkan kasihsayang dengan menekspresikan diri kepada anak
- Pastinya bayangkan dan sebutkan nama anak di setiap doa kita. Karena anak adalah Amanah besar dari Allah SWT, maka sebaiknya kita jaga dengan menitipkan kepada Sang Pemilik.
Pada saatnya nanti, kita sebagai orangtua akan mendapatkan manfaat besar dengan limpahan kasihsayang dan respon positif dari anak, tentunya akan menjadi asset akhirat kelak sebagai amal jariyah kita sebagai orangtua dan pendidik.
Berbahagialah para orangtua dan pendiidik, yang akan menjadi pemberat amal di akhirat kelak.
يَٰبُنَىَّ إِنَّهَآ إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن فِى صَخْرَةٍ أَوْ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ أَوْ فِى ٱلْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ
” (Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. “ QS. Luqman : 16
Dibaca 159x