Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.
Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.Pesantren Pondok Quran Boarding School (PQBS) adalah pesantren setingkat SMP dengan akreditasi B dan MA dengan akreditas A yang mengunggulkan pembelajaran Al-Quran.
04Mei2024

Guru yang Dirindukan Santri

Seminar Pengasuhan Bersama Ustadz Hodam Wijaya, MPP

1 April 2024

bertempat di Aula Hamidah, Pesantren Pondok Quran Boarding School

Untuk menjadi guru yang dirindukan, terdapat beberapa hal yang dapat diperhatikan. Salah satu contoh yang dikemukakan oleh Ustadz Hodam Wijaya adalah menjadi seorang guru yang menarik dan menyenangkan bagi santri . Selain itu, penting untuk memaksimalkan potensi santri  dan memberikan pujian atas kebaikan yang dilakukan oleh mereka. Komunikasi yang baik juga menjadi kunci agar guru bisa dirindukan oleh santri . Selain itu, menjadi guru yang memiliki keikhlasan dalam berbagi ilmu pengetahuan dan membantu santri  mencapai cita-citanya juga merupakan hal yang dapat membuat guru bangga dan dirindukan oleh santri . Namun, perlu diingat bahwa setiap guru memiliki gaya pengajaran dan pendekatan yang berbeda-beda. Yang terpenting adalah memiliki kompetensi, profesionalitas, dan kreativitas dalam memberikan layanan pendidikan yang berkualitas kepada santri. Dengan demikian, guru dapat menjadi pemimpin yang reflektif, kreatif, dan menjadi agen pembelajaran yang dirindukan oleh santrinya.

  1. Kesiapan Ruh                                                                                                                                                                                            

   A. Niat Karena Allah Swt

Kesiapan ruh menjadi seorang guru adalah hal yang penting dalam menjalankan tugas pendidikan. Menurut Ustadz Hodam Wijaya, menjadi seorang guru bukanlah sekadar profesi atau pekerjaan, tetapi sebuah panggilan yang mulia. Seorang guru perlu memiliki ruh, semangat, dan dedikasi yang tinggi dalam mendidik anak-anak. Dalam perspektif Imam Ghazali, seorang guru memiliki peran yang sangat penting dalam membekali santri -santri nya untuk kehidupan di akhirat. Guru dianggap sebagai ayah yang sejati bagi santri -santri nya. Oleh karena itu, seorang guru perlu memahami bahwa tanggung jawabnya tidak hanya terbatas pada aspek kognitif, tetapi juga membantu santri -santri nya dalam membangun karakter dan akhlak yang baik. Selain itu, menjadi seorang guru juga membutuhkan kemampuan untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Seorang guru harus memiliki wawasan yang luas, kreativitas, dan inovasi dalam metode pembelajaran. Guru juga perlu memiliki kesabaran, kejernihan jiwa, dan kebersihan hati dalam mendidik anak-anak bangsa. Namun, perlu diingat bahwa menjadi seorang guru adalah sebuah perjalanan yang terus berproses. Setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menjalankan peran sebagai guru. Yang terpenting adalah memiliki komitmen dan tekad yang kuat untuk memberikan yang terbaik bagi santri.

 

B. Memiliki Visi Besar tentang Generasi

Sebagai seorang guru, memiliki visi besar tentang generasi adalah penting dalam menjalankan tugas pendidikan. Visi ini mencakup gambaran besar atau pandangan ke depan tentang apa yang diinginkan dalam pendidikan. Visi tersebut dapat mencakup tujuan untuk membentuk generasi penerus bangsa yang berkarakter, memiliki keberagaman, berakhlak mulia, mandiri, kreatif, dan berpikir kritis.

 Visi sebagai  upaya untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan generasi muda di era digital. Visi ini juga dapat mencakup kompetensi guru abad 21, seperti menjadi pembelajar, agen perubahan, dan menjalin hubungan yang baik untuk peningkatan mutu pembelajaran.

Dalam menjalankan visi tersebut, seorang guru perlu memiliki komitmen yang kuat, keikhlasan untuk berbagi ilmu pengetahuan, dan membantu santri  mencapai cita-citanya. Sebagai guru yang memiliki tanggung jawab moral untuk membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

C. Menjaga Ibadah Harian

Sebagai seorang guru, menjaga ibadah harian adalah penting dalam memperkuat hubungan dengan Allah Swt dan memperkuat ruhiyah.  Ibadah harian adalah rangkaian ibadah pribadi yang dilakukan dengan semangat  dalam waktu-waktu tertentu. Ibadah harian dapat mencakup berbagai aktivitas seperti Qiyamullail, Tilawah Al-Quran, berdoa, berdzikir, dan melakukan amalan-amalan lainnya.

2. Kesiapan Fisik

A. Guru memiliki fisik yang Bugar

Menjaga kesehatan fisik adalah hal yang penting bagi seorang guru. Kondisi fisik dan mental guru menjadi faktor internal yang memengaruhi kinerja guru. Guru yang memiliki tubuh sehat dan bugar dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Begitu pula dengan kesehatan mental, jika memiliki mental yang baik, guru dapat menjalankan aktivitas mengajarnya dengan enjoy dan optimal. Oleh sebab itu, sangat penting menjaga kesehatan fisik dan mental untuk mempertahankan kinerja yang tinggi. Kinerja guru sangat dibutuhkan dalam mengajar, guna tercapainya target dan tujuan pendidikan dengan baik. Selain itu, guru yang memiliki sikap terbuka, kreatif, dan mempunyai semangat kerja yang tinggi juga mempengaruhi kinerja guru dalam mengajar.

Menjaga kesehatan fisik juga berdampak pada kesehatan mental anak. Guru memiliki peran untuk memberikan pengajaran yang berhubungan dengan kebugaran. Pentingnya kebugaran tubuh dalam proses belajar mengajar sangatlah penting. Anak yang memiliki tubuh bugar akan sehat secara fisik, kuat, aktif, serta aliran oksigen dan peredaran fungsi lainnya juga berjalan dengan baik. Dampaknya anak akan ceria, aktif, mudah menangkap pelajaran, mampu menjaga konsentrasi, kritis, serta akan memiliki dampak aspek-aspek kesehatan lainnya.

Sehat adalah suatu keadaan baik fisik, mental dan sosial yang terbebas dari penyakit atau kelemahan. Bugar adalah suatu kondisi di mana seseorang tidak mudah merasa lelah walaupun sudah melakukan berbagai aktivitas. Oleh karena itu, menjaga kesehatan fisik dan bugar adalah penting bagi seorang guru untuk menjalankan tugasnya dengan baik.

B. Guru memiliki penampilan yang Good Looking

Sebagai seorang guru, penampilan yang bersih, rapi, wangi, dan serasi memang penting dalam menciptakan kesan yang baik di mata santri  dan menjaga profesionalisme dalam lingkungan pendidikan. Penampilan yang baik dapat mencerminkan sikap yang teratur, perhatian terhadap detail, dan menghormati diri sendiri serta orang lain.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat diperhatikan untuk menjaga penampilan yang baik sebagai seorang guru:

  • Bersih: Selalu menjaga kebersihan diri, termasuk menjaga kebersihan tubuh, rambut, dan tangan. Menjaga kebersihan pakaian dan sepatu juga penting.
  • Rapi: Memiliki penampilan yang rapi, baik dalam pemilihan pakaian yang sesuai dengan kebijakan sekolah maupun dalam cara mengatur penampilan secara keseluruhan.
  • Wangi: Menjaga kebersihan diri meliputi penggunaan parfum yang wangi, tetapi tidak berlebihan agar tidak mengganggu orang lain.
  • Serasi: Pemilihan pakaian yang sesuai dengan suasana dan kebijakan sekolah. Hindari pakaian yang terlalu mencolok atau tidak pantas dalam lingkungan pendidikan.

Namun, penampilan yang baik tidak hanya berfokus pada aspek fisik semata. Lebih penting lagi adalah sikap dan komunikasi yang baik antara guru dan santri , serta kemampuan dalam memberikan materi pelajaran dan mendidik dengan efektif.

C. Role Model

Sebagai seorang guru, menjadi role model yang baik sangat penting dalam membentuk karakter dan perilaku santri . Melakukan apa yang diajarkan dan menjadi uswah hasanah jauh lebih efektif daripada sekadar menyampaikan teori atau nasehat. Apapun yang keluar dari guru akan menjadi contoh yang diikuti oleh santri. Oleh karena itu, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan peran sebagai role model antara lain:

  1. Tidak Memainkan Gadget di Depan Santri : Guru sebaiknya tidak memainkan gadget di depan santri  kecuali dalam kondisi darurat. Hal ini penting untuk menunjukkan keseriusan dan fokus dalam proses pembelajaran.
  2. Tidak Menyebarkan Aib Santri : Guru tidak boleh menyebarkan aib santri  kepada guru-guru yang tidak bersangkutan karena hal ini dapat mempengaruhi psikis guru terhadap santri  tersebut. Privasi dan kepercayaan santri  harus dijaga dengan baik.
  3. Menetralisir Informasi Negatif: Jika ada santri  yang menceritakan keburukan guru yang lain, tugas guru adalah menetralisir informasi tersebut tanpa ikut menjelekkan guru yang diceritakan. Hal ini penting untuk menjaga hubungan profesional antar guru dan menciptakan lingkungan belajar yang positif.
  4. Membuat Batasan dalam Kedekatan dengan Santri : Untuk menjaga kedekatan tetapi tetap disegani oleh santri , guru perlu memberikan batasan. Guru dapat mendekat kepada santri  namun tidak boleh bercanda dengan mereka. Hal ini membantu menjaga kewibawaan guru di mata santri .
  5. Tidak Bercanda dengan Sesama Guru di Depan Santri : Guru tidak boleh terlihat bercanda dengan sesama guru di depan santri  karena hal ini dapat menurunkan wibawa guru. Kedewasaan dan profesionalisme dalam berinteraksi dengan sesama guru juga penting untuk ditunjukkan kepada santri .

Dengan memperhatikan hal-hal di atas, seorang guru dapat menjalankan peran sebagai role model yang baik dan memberikan contoh yang positif bagi santri .

3. Kesiapan Emosi

A. Guru harus memiliki kemampuan memaknai ulang peristiwa

Siapkan 70% hati kita untuk kondisi santri yang ‘memiliki catatan’, jangan kebalik alias menempatkan hati kita 100% pada santri yang baik-baik saja, dan menyisihkan sisanya untuk anak-anak yang bermasalah. Karena seringnya, akan lebih banyak santri yang memberikan tantangan daripada yang ‘beriman’.

Setiap ada emosi, tangkap dengan empati. Fokus pada emosi yang dirasakan, bukan pada masalah yang terjadi. Orang yang emosinya sudah turun, pasti mau mendengarkan masukan.

B. Guru memiliki kemampuan menakar tingkat hukuman

Hukuman tidak boleh dihapuskan, tetapi untuk sampai ke tahapan hukuman, ada beberapa hal yang perlu kita observasi. Penting untuk tidak memberikan hukuman secara sembarangan, karena jika terlalu sering memberikan hukuman, santri  dapat menjadi kebal terhadap hukuman atau sikap marah dari guru. Contoh kesalahan besar santri  yang perlu ditangani dengan hukuman adalah ketika mereka tidak lagi menghormati guru. Namun, ekspresi marah pada santri sebaiknya tidak sering dikeluarkan, karena hal itu dapat menimbulkan rasa takut pada santri. Lebih baik jika marah hanya dilakukan sekali agar santri mengetahui batasan dan sikap kita. Penting untuk diingat bahwa hukuman sebaiknya digunakan sebagai alat terakhir setelah upaya-upaya lain untuk mengatasi perilaku buruk telah dilakukan. Sebagai guru, penting untuk mengobservasi dan memahami alasan di balik perilaku santri  sebelum memberikan hukuman. Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa hukuman yang diberikan proporsional dengan kesalahan yang dilakukan.

Guru yang dirindukan oleh santri adalah mereka yang mampu memberikan inspirasi, mengajar dengan kesederhanaan, kewibawaan, dan penuh kasih sayang, serta menularkan nilai-nilai kehidupan. Guru yang dicintai, dirindukan, dan dikenang oleh santri adalah mereka yang hadir dengan keserderhanaan, mengajar dengan kewibawaan dan penuh kasih sayang, serta selalu memberi inspirasi bagi santri sehingga ketika ia tidak hadir maka santri akan merasakan kerinduan dan ketika ia tiada ia akan dikenang karena sikapnya dan buah hasil yang dihasilkan dari inspirasinya. Guru yang dirindukan juga diharapkan senantiasa meningkatkan kompetensi, profesionalitas, dan kreativitas untuk perbaikan mutu layanan pendidikan anak bangsa kini dan esok, sehingga akan terbentuk guru pemimpin yang reflektif dan kreatif yang senantiasa menjadi agen pembelajaran yang dirindukan oleh peserta didiknya. Kesimpulannya, guru yang dirindukan oleh santri adalah mereka yang mampu memberikan inspirasi, mengajar dengan kesederhanaan, kewibawaan, penuh kasih sayang, dan senantiasa meningkatkan kompetensi serta profesionalitas untuk perbaikan mutu layanan pendidikan.

Dibaca 188x
Lainnya

Artikel Asatidz

Fikih Shalat
Oleh : Solahudin, Lc.
Membersihkan Najis Mutawassitah
Oleh : Dede Rifki Arifandi, S.Pd
Merefleksikan “Bencana Alam” dalam Perspektif Daqāiq al-Akhbār
Oleh : Hari Fauji, M.Ag