Belajar Menulis Tanpa Boring
Budaya belajar menulis dan membaca pada anak atau peserta didik di rumah maupun sekolah membantu menumbuhkan kebiasaan membaca dan mencintai buku. Membaca secara rutin memperkaya kosakata, menambah wawasan, serta memudahkan akses terhadap informasi. Jika anak membaca selama 15 menit setiap hari, mereka akan membentuk budaya membaca yang kuat dalam diri mereka.
Membaca menjadi aktivitas utama dalam memahami pelajaran di sekolah, selain mendengarkan penjelasan guru. Keterampilan berbahasa berperan penting dalam perkembangan anak dan peserta didik. Mereka perlu menguasai empat keterampilan bahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dengan menguasai keterampilan ini, mereka dapat memahami pelajaran dengan lebih baik.
Menulis membantu membentuk kebiasaan berpikir dan menuangkan ide secara sistematis. Tanpa kebiasaan membaca yang baik, seseorang akan kesulitan dalam menulis.
Motivasi dari Imam Syafi’i
Imam Syafi’i pernah berkata:
“Ilmu itu ibarat binatang buruan, dan tulisan adalah tali yang mengikat binatang buruan tersebut. Maka, ikatlah buruan-buruan dengan tali yang kokoh dan kuat.”
Perkataan ini mengajarkan bahwa menulis berperan penting dalam menjaga dan menyebarkan ilmu. Oleh karena itu, pendidik harus berperan aktif dalam menciptakan budaya literasi di kalangan peserta didik. Tidak hanya dalam pelajaran Bahasa Indonesia, literasi juga bisa diterapkan dalam berbagai mata pelajaran lainnya.
Strategi Meningkatkan Minat Menulis
1. Menerapkan Reading Time Sebelum Pembelajaran
Membangun kebiasaan membaca di kelas membantu peserta didik menjadi lebih terbiasa membaca. Setelah menetapkan komitmen membaca dan menjadwalkannya secara rutin, pendidik perlu memastikan konsistensi dalam pelaksanaannya. Peserta didik harus memilih buku favorit mereka untuk meningkatkan motivasi membaca. Orang tua juga harus aktif mendampingi anak dalam memilih buku serta menyediakan perpustakaan kecil di rumah.
Menyediakan pojok baca di rumah membantu meningkatkan minat membaca anak. Berbagai bahan bacaan, seperti koran, majalah, novel, biografi, dan buku nonfiksi, dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan motivasi membaca dan menulis.
2. Melakukan Refleksi Diri Setelah Pembelajaran
Untuk mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi, pendidik dapat meminta mereka melakukan refleksi diri.
Refleksi diri dalam pembelajaran memungkinkan peserta didik menuliskan pemahaman, respons, dan pendapat mereka terhadap materi yang telah disampaikan. Dengan menuliskan refleksi diri, mereka berlatih mengembangkan ide dan menuangkannya dalam bentuk tulisan yang sistematis.
3. Menyediakan Media Ajar yang Menarik
Pendidik dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik dengan memberikan latihan menulis secara teratur dan sistematis. Selain itu, penggunaan media pembelajaran interaktif membantu meningkatkan minat belajar mereka.
Contohnya, pendidik dapat meminta peserta didik membuat poster atau video pendek untuk mengekspresikan gagasan mereka, lalu menuangkannya dalam bentuk tulisan. Bahasa yang digunakan harus sederhana agar mereka mudah memahaminya.
Peserta didik juga bisa menonton video biografi seseorang, kemudian menuliskan gagasan dan pendapat mereka tentang tokoh tersebut. Selain itu, mereka dapat membuat resensi buku untuk melatih pemilihan kata serta mengembangkan karakter problem-solving melalui tulisan.
Dari berbagai strategi di atas, anak atau peserta didik akan lebih mudah membangun budaya membaca dan menulis. Namun, keberhasilan ini membutuhkan kerja sama antara orang tua dan pendidik. Mereka harus mendampingi serta memberikan dukungan penuh agar anak memiliki wawasan dan keterampilan bahasa yang lebih baik.
( Baca lengkap tips-sukses-belajar-menulis-untuk-anak-dan-dewasa)
Selamat berliterasi!
Dibaca 291x